Dalam perjalanan panjang lebih dari empat dekade, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari denyut ekonomi masyarakat adat Bali. Di setiap desa adat, dari pegunungan hingga pesisir, berdiri LPD yang menjadi sumber kekuatan ekonomi krama, tempat masyarakat menabung, meminjam, dan menjaga kesejahteraan bersama. Namun dibalik kemandirian setiap LPD, ada satu nilai yang membuat seluruh lembaga ini tetap berdiri kokoh dalam satu semangat: Persatuan dan Kebersamaan.
Tagline “Persatuan dan Kebersamaan” bukan sekadar rangkaian kata indah. Drs. I Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si selaku Ketua BKS-LPD Provinsi Bali menggaungkan semboyan ini sebagai roh perjuangan LPD.
Sejak awal kepemimpinannya, beliau melihat bahwa LPD di seluruh Bali memiliki karakter yang unik, karena setiap LPD berdiri atas dasar kearifan lokal dan adat istiadat masing-masing. Namun dibalik keunikan itu, menjaga rasa persaudaraan antar-LPD adalah kebutuhan dasar sebagai satu kesatuan lembaga keuangan adat Bali.
“LPD memang independen, tapi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kita harus punya satu semangat, satu arah, dan satu rasa—itulah Persatuan dan Kebersamaan”
Bukan Menyeragamkan, Melainkan Menyatukan Arah
Maksud “Persatuan” yang oleh BKS-LPD bukanlah menyeragamkan seluruh LPD dalam satu bentuk atau sistem yang kaku. Justru sebaliknya, memahami persatuan sebagai norma bersama—sebuah kompas moral yang mengarahkan seluruh LPD agar berjalan di jalur yang sama, tanpa kehilangan identitas lokalnya masing-masing.
BKS-LPD menegaskan bahwa persatuan adalah standarisasi, bukan seragamisasi. Artinya, setiap LPD tetap memiliki otonomi untuk menyesuaikan kebijakan dan strategi dengan kondisi sosial budaya di wilayahnya, namun tetap berpedoman pada prinsip-prinsip yang sama: kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab terhadap krama desa adat.
Dalam konteks ini, BKS-LPD berperan sebagai penjaga nilai dan arah. Lembaga ini memastikan agar LPD di seluruh Bali dapat saling belajar, saling mendukung, dan tidak terjebak dalam persaingan yang tidak sehat. Persatuan menjadi perekat yang menguatkan, bukan membatasi.
Semangat yang Menjaga dari Perpecahan
Di sisi lain, kebersamaan menjadi nyawa yang menghidupkan persatuan tersebut. Dalam sejarahnya, LPD tumbuh dari gotong royong dan rasa saling percaya di masyarakat adat. Semangat itu kini terpelihara dalam skala yang lebih luas melalui wadah Badan Kerjasama LPD (BKS-LPD) Provinsi Bali.
Wujud kebersamaan ini dapat berupa banyak bentuk: saling membantu ketika ada LPD yang mengalami kesulitan, berbagi pengalaman dalam tata kelola keuangan, hingga bersama-sama membangun inovasi digital seperti m-Pise Digital untuk menjawab tantangan zaman.
Melalui semangat kebersamaan inilah, berbagai permasalahan yang muncul di lapangan dapat diselesaikan secara kolektif. Tidak ada LPD yang dibiarkan berjuang sendiri. BKS-LPD hadir sebagai rumah bersama tempat setiap pengurus LPD dapat berdiskusi, mencari solusi, dan menguatkan jaringan antar-desa adat.
“Kalau ada satu LPD yang jatuh, maka yang lain ikut terguncang. Karena kita satu tubuh, satu sistem, satu napas ekonomi adat Bali”
Simbol Kedaulatan Ekonomi Adat
LPD adalah lembaga keuangan mikro unik di dunia, karena lahir dari dan untuk desa adat. Tidak ada lembaga serupa di wilayah lain di Indonesia, bahkan di negara lain, yang memiliki basis adat dan sistem sosial sekuat LPD Bali.
Oleh karena itu, keberlanjutan LPD sangat bergantung pada kekuatan sosial budaya yang menopangnya—dan menjaganya melalui persatuan dan kebersamaan antar-LPD.
Dalam pandangan Drs. I Nyoman Cendikiawan, LPD adalah wujud nyata kedaulatan ekonomi adat. Namun kedaulatan itu tidak akan berarti jika LPD terpecah, berjalan sendiri tanpa koordinasi, atau bahkan saling bersaing dalam ego kelembagaan.
Karena itu, BKS-LPD menanamkan nilai-nilai persaudaraan lintas desa adat, agar setiap LPD merasa menjadi bagian dari sistem yang sama, memperjuangkan nasib yang sama, dan menuju tujuan yang sama: kesejahteraan krama Bali.
Membangun Sinergi dalam Era Digital
Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi yang begitu cepat, nilai persatuan dan kebersamaan justru menjadi semakin penting. BKS-LPD memahami bahwa teknologi adalah alat, bukan tujuan. Digitalisasi LPD melalui platform seperti m-Pise Digital hanya akan berhasil jika dasar kerja sama antar-LPD sudah terpadu.
Melalui kolaborasi, setiap LPD dapat berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman untuk mengadopsi sistem digital dengan lebih efektif. Hal ini tidak hanya menjaga efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat posisi LPD sebagai lembaga keuangan adat yang adaptif terhadap perubahan zaman, tanpa kehilangan jati diri budaya Bali.
“Persatuan dan Kebersamaan” bukan hanya semboyan internal, melainkan pesan yang ingin tersampaikan kepada dunia. Kearifan lokal bukan penghalang kemajuan, tetapi fondasi bagi pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Ketika seluruh LPD di Bali bersatu dalam satu semangat, mereka bukan hanya menjaga keberlanjutan lembaga keuangan adat, tetapi juga menjaga warisan sosial dan spiritual yang menjadi identitas Bali. Persatuan dan kebersamaan adalah kunci yang memastikan LPD tetap menjadi benteng ekonomi adat Bali—kuat, mandiri, dan bermartabat.